Senin, 26 Januari 2015

[NIT's] CURCOL ADMIN MADRASAH

Numpang curcol ya sodara-sodara....

Browsing-browsing, buka website PADAMU NEGERI (biasalah...kerjaan Admin Sekolah)
Begitu buka, muncul yang beginian....eng ing eng....


Tahukah Bapak Admin Pusat Padamu Negeri, bahwasanya guru-guru itu terlalu tua sehingga tidak mampu menangkap penjelasan operator mengenai cara kerja di Padamu Negeri ini, atau guru-guru terlalu malas karena banyak masalah lain yang lebih rumit dan lebih penting untuk dipikirkan dari pada Padamu Negeri ini, sehingga mau tidak mau operator juga yang mengerjakan, agar Kepala Madrasah bisa mencetak kartu, dan kemudian Pengawas juga bisa melanjutkan proses Akun NUPTK Padamu Negerinya.

Sekalinya operator lepas tangan, menyerahkan masalah NUPTK ini ke indvidunya masing-masing, malah berujung enak tak enak di antara PTK dan operator. Saat operator sudah harus mengirim berkasnya ke Tingkat II, sang PTK tersebut malah belum sama sekali menyentuh komputernya, boro-boro hasil cetak berkasnya. Giliran mau pemberkasan sertifikasi saja, operator (di sini ceritanya operator merangkap Tata Usaha, kebanyakan di sekolah-sekolah manapun operator adalah Tata Usaha) diuber-uber, diiming-imingi nanti jika dana sertifikasi sudah cair akan diberi bagian. Apakah itu yang diinginkan operator? Sesungguhnya TIDAK! (songong bingit euy....hahaha) Kami lebih meminta perhatian dan pemahaman PTK akan tugas operator. Bisakah ketika kami minta berkas-berkas PTK dalam jangka sekian hari sudah selesai paling tidak pada batas waktu paling akhir? Keseringan molor dengan berbagai macam alasan (mulai dari yang bisa diterima sampai yang tidak) dan ujung-ujungnya (lagi-lagi) operator yang mengerjakan.

Bagi operator yang berstatus honorer di sekolah negeri, mereka masih bisa protes dan meminta SK dari Tingkat II atau langsung dari Kementerian. Sementara bagi operator di sekolah swasta (seperti saya ini), mau meminta kompensasi apa, tidak lah mungkin kami operator swasta meminta SK dari Tingkat II atau langsung dari Kementerian.

Pertanyaan yang selalu muncul di hati saya adalah “apakah bapak menteri pendidikan peduli dengan nasib kami?”, “apakah kami ada tercantum dalam rencana kerja bapak?”
Memang, sekolah tanpa guru akan menjadi kiamat bagi sekolah tersebut, bagaimana mungkin ada sekolah tanpa adanya guru. Tapi sekolah juga akan pincang jika tidak adanya Tata Usaha atau Operator. Betul tidak??


Mohon maaf, curcol ini tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun.


Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar